Jumat, 05 Juni 2015

Makalah Struktur Dasar Akuntansi

BAB I
PENDAHULUAN


1.        Latar Belakang Masalah
Dalam mendefinisikan akuntansi terdapat pandangan yang berbeda- beda. Padaperkembangan saat ini, akuntansi dapat kita definisikan dengan mengacu pada konsep informasi. Akuntansi adalah aktivitas jasa. Fungsinya adalah menginformasikan informasi yang kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan.
Para akuntan memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang proses akuntansi dalam menguraikan perbedaan teori akuntansi. Sebeleum menguji pendekatan dalam perumusan teori akuntansi, akan lebih baik apabila dilakukan pengujian terlebih dahulu kepada prinsip-prinsip keuangan yang sudah berkembang saat ini. Tujuan utama teori akuntansi adalah menyajikan suatu dasar dalam menjelaskan perilaku serta kejadian akuntansi.

2.        Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka saya merumuskan beberapa permasalahan yang menjadi pembahasan pada makalah ini, yaitu sebagai berikut :
1)        Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
2)        Kerangka konseptual akuntansi keuangan
3)        Tujuan dan fungsi laporan
4)        Kualitas informasi akuntansi
5)        Unsur-unsur dalam laporan keuangan
6)        Konsep pengakuan dan pengukuran
7)        Rumus persamaan akuntansi
8)        Metode pencatatan transaksi akuntansi

3.        Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang hal-hal di atas yang menjadi pembahasan pada makalah ini.




BAB II
PEMBAHASAN


1.        Prinsip-Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum
Pemakai laporan keuangan sangat beragam. Mereka memiliki kepentingan dan kebutuhan terhadap informasi akuntansi. Namun, antara satu dengan yang lain mungkin memiliki kepentingan atau kebutuhan yang berbeda-beda.
Tidaklah memungkinkan membuat laporan akuntansi menurut kepentingan atau kebutuhan masing-masing pemakai laporan keuangan. Itulah mengapa para akuntan mengembangkan suatu standar atau prinsip dalam pelaporan keuangan sehingga dapat diterima dan berlaku secara umum (generally accepted accounting principles).
Tanpa kehadiran standar atau prinsip yang teruji dan berlaku secara umum dalam pelaporan keuangan maka masing-masing perusahaan harus mengembangkan sendiri standar pelaporan keuangan tersebut. Begitu pula dengan pemakai atau pembaca laporan keuangan, mereka harus memahami masing-masing praktik dan pelaporan akuntansi perusahaan. Kondisi demikian mempersulit para pemakai atau pembaca laporan keuangan dalam melakukukan perbandingan kinerja relatif antara perusahaan berdasarkan laporan keuangan masing-masing perusahaan tersebut. Bahkan dapat dikatakan, keandalan penilaian komparabilitas dua perusahaan yang dibandingkan sangat tergantung dari penerapan standar akuntansi.
Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum lebih merupakan suatu pedoman untuk bertindak dan dapat berubah dari waktu ke waktu. Suatu prinsip mungkin saja dihapuskan apabila tidak sesuai dengan perkembangan perekonomian atau praktik-praktik yang berlaku.
Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum harus dirumuskan oleh suatu lembaga yang kompeten. Indonesia memiliki Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)sebagai lembaga berwenang dalam menetapkan peraturan-peraturan di bidang akuntansi. Prinsip dan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia pertama kali dibukukan pada tahun 1973 dengan judul Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI), dan pada tahun 1994 mengalami revisi menjadi Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

2.        Kerangka Konseptual Akuntansi Keuangan
Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dibangun menggunakan kerangka konseptual. Kerangkan konseptual ini adalah sebagai pondasi dalam pelaporan dan praktik akuntansi keuangan.
Kerangka konseptual terdiri dari beberapa tingkatan. Pada tingkatan pertama mengidentifikasikan tujuan dan fungsi laporan keuangan. Pada tingkatan kedua, kerangka konseptual terdiri dari : a) karakteristik kualitatif laporan keuangan agar informasi akuntansi dapat berguna; b) unsur-unsur pada laporan keuangan. Pada tingkatan ketiga, kerangka konseptual terdiri dari konsep-konsep pengakuan (recognition) dan pengukuran (measurement), antara lain : (a) asumsi dasar; (b) prinsip-prinsip; dan (c) keterbatasan-keterbatasan.

3.        Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan
A.       Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi berkaitan dengan posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan, sehingga bermanfaat bagi sebagian besar pembaca laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.
B.       Fungsi Laporan Keuangan
Fungsi laporan keuangan adalah untuk mengetahui berbagai macam kondisi keuangan perusahaan.

4.        Kualitas Informasi Akuntansi
Standar Akuntansi Keuangan (SAK), mencatat 4 (empat) karakteristik pokok bersifat kualitatif yang membuat laporan keuangan berguna bagi para pemakainya, antara lain :
A.       Dapat Dipahami (Understandability). Informasi yang disajikan harus dapat dipahami oleh berbagai pihak yang memakai laporan keuangan. Asusmsi yang digunakan, yakni pemakai memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
B.       Relevan (Relevance). Informasi yang disajikan harus relevan dengan kebutuhan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi terhadap perusahaan, baik yang bersifat menilai (evaluative) maupun meramalkan (predictive).
C.       Keandalan (Reliability). Informasi yang disajikan harus dapat diperbandingkan oleh pemakai dari waktu ke waktu sehingga dapat diketahui kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan.
D.       Konsisten (Consistency). Informasi yang disajikan harus menggunakan perlakuan akuntansi yang sama untuk transaksi sejenis. Hal ini berarti perusahaan harus konsisten dalam menerapkan standar akuntansi.

5.        Unsur-Unsur dalam Laporan Keuangan
Neraca
Neraca atau sering disebut laporan posisi keuangan adalah suatu daftar yang menggambarkan aktiva (harta kekayaan), kewajiban, dan modal yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.
A.       Aktiva (Assets). Aktiva antara lain terdiri dari aktiva :
1)        Aktiva Lancar (Current Assets), adalah aktiva yang diperkirakan dapat direalisasikan atau yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dijual atau digunakan hingga habis per unitnya dalam jangka waktu 12 bulan. Contoh aktiva lancar antara lain adalah sebagai berikut :
a)        Uang kas rekening giro bank
b)        Surat berharga (yang segera dapat dijual)
c)        Deposito jangka pendek
d)       Wesel tagih dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun
e)        Piutang usaha
f)         Persediaan barang dagang
g)        Biaya dibayar dimuka
2)        Penyertaan (Investasi). Penyertaan merupakan penyertaan modal jangka panjang kepada perusahaan lain atau dimaksudkan untuk menguasai perusahaan lain. Contoh penyertaan antara lain sebagai berikut :
a)        Penyertaan dalam bentuk saham atau obligasi
b)        Aktiva lain, seperti pembelian tanah dengan rencana penggunaan yang akan datang
3)        Aktiva tetap (Fixed Assets). Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan untuk operasi perusahaan dan mempunyai masa manfaat satu tahun atau lebih. Contoh aktiva tetap antara lain sebagai berikut :
a)        Tanah atau hak atas tanah
b)        Bangunan
c)        Mesin
d)       Peralatan dan sumber alam
e)        Kendaraan
4)        Aktiva tidak berwujud (Intangible Assets), merupakan hak-hak istimewa atau posisi menguntungkan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan. Contoh :
a)        Hak paten
b)        Hak cipta
c)        Hak merek
d)       Waralaba (franchise)
e)        Goodwill
5)        Aktiva lain-lain (Other Assets), merupakan aktiva yang tidak dapat digolongkan ke aktiva lancar, penyertaan, aktiva tetap, dan aktiva tidak berwujud. Contoh :
a)        Aktiva tetap yang tidak digunakan
b)        Aktiva lancar yang tidak disertakan dalam kegiatan
c)        Beban-beban yang ditangguhkan
d)       Piutang kepada pemegang saham
B.       Kewajiban (Liabilities). Kewajiban (liabilitas), yang lazim disebut hutang, adalah pengorbanan ekonomis yang wajib dilakukan perusahaan di masa yang akan datang dalam bentuk penyerahan aktiva/pemberian jasa. Kewajiban timbul dari tindakan atau transaksi pada masa sebelumnya. Kewajiban diklarifikasikan dan disusun berdasarkan jangka waktu/jatuh tempo pembayaran.
1)        Kewajiban lancar/jangka pendek (Short Terms Liabilities), adalah hutang yang akan dilunasi dalam jangka waktu satu tahun. Idealnya, pembayaran hutang jangka pendek harus berasal dari pemanfaatan aktiva lancar. Namun, pada kenyataannya, banyak pula pembayaran aktiva lancar yang dilunasi melalui hutang, begitu pula pembayaran pokok pinjaman yang dilunasi melalui penerbitan hutang yang baru. Kewajiban lancar meliputi :
a)        Hutang usaha
b)        Uang muka pembayaran
c)        Beban-beban yang masih harus dibayar
d)       Hutang pembelian aktiva tetap atau pinjaman bank yang harus diselesaikan dalam waktu satu tahun
2)        Kewajiban jangka panjang (Long Terms Liabilities), adalah hutang yang tidak jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau hutang yang umumnya tidak bisa menggunakan aktiva lancar dalam pelunasannya. Kewajiban jangka panjang mencakup :
a)        Obligasi
b)        Hipotik
c)        Pinjaman gadai
3)        Kewajiban lain-lain (Others Liabilities), merupakan hutang yang tidak bisa digolongkan kedalam kewajiban lancar atau jangka panjang. Kewajiban lain-lain mencakup :
a)        Pendapatan yang ditangguhkan (lebih satu tahun)
b)        Hutang jaminan jangka panjang
c)        Hutang kepada direksi atau perusahaan affiliasi
C.       Modal (Equity), merupakan hak pemilik dalam perusahaan. Secara teknis, modal dipresentasikan oleh selisih antara aktiva dan kewajiban. Modal ini berasal dari investasi pemilik (pemegang saham) dan akumulasi hasil usaha (laba/rugi) perusahaan.

 Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang menggambarkan hasil operasi perusahaan dalam satu periode waktu tertentu. Melalui laporan laba-rugi, pihak-pihak pemilik kepentingan terhadap perusahaan dapat mengetahui keberhasilan maupun kegagalan perusahaan selama satu periode.
A.       Pendapatan (Income), adalah aliran penerimaan kas atau aktiva lain yang diterima dari konsumen sebagai hasil penjualan barang atau pemberian jasa (usaha pokok) atau dari aktivitas di luar usaha pokok perusahaan dalam satu periode. Pendapatan dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu :
1)        Pendapatan usaha (operating income). Pendapatan usaha timbul dari usaha pokok perusahaan
2)        Pendapatan di luar usaha (non operating income). Pendapatn di luar usaha timbul dari selain kegiatan usaha pokok perusahaan.
B.       Beban (Expense). Perlu dibedakan antara harga pokok (cost) dan beban (expense). Harga pokok adalah pengorbanan ekonomis yang diperlukan untuk memperoleh barang atau jasa. Beban (expense) merupakan biaya yang telah dimanfaatkan dalam usaha menghasilkan pendapatan dalam satu periode. Beban dapat dikelompokkan menjadi 3(tiga), yaitu :
1)        Beban usaha (operating expense). Biaya yang dikorbankan untuk usaha utama.
2)        Beban di luar usaha (non operating expense). Biaya yang dikorbankan untuk kegiatan bukan usaha utama.
3)        Beban lain-lain (other expense). Biaya yang dikorbankan untuk kegiatan di luar usaha perusahaan.

Laporan Perubahan Modal
Pada dasarnya laporan ini memang sesederhana namanya. Laporan ini hanya menyajikan perubahan modal perusahaan pada suatu periode tertentu. Modal yang berubah tergantung dari laba atau rugi yang dialami oleh perusahaan pada periode yang sama.

Laporan Arus Kas
Laporan arus kas perusahaan digunakan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.Laporan ini merupakan jembatan antara akrual basis dan cash basis. Secara teknis, penyusun laporan ini akan melakukan penyesuaian (adjustment) terhadap akun-akun yang tidak melibatkan kas. Laporan arus kas terbagi menjadi 3(tiga) komponen besar, yaitu :
1)        Arus kas dari kegiatan operasional
2)        Arus kas dari kegiatan investasi
3)        Arus kas dari kegiatan pendanaan

6.        Konsep Pengakuan dan Pengukuran
Konsep pengakuan dan pengukuran terkait dengan kerangka konseptual tingkat ketiga. Pada tingkat ketiga tersebut beberapa hal akan dibahas, antara lain :
A.       Asumsi Dasar. Struktur akuntasi dibangun oleh empat asumsi dasar, antara lain : (1) kesatuan usaha; (2) kesinambungan usaha; (3) pengukuran nilai uang; dan (4) periode akuntansi.
1)        Asas Kesatuan Usaha.
Pada akuntansi keuangan, perusahaan harus dianggap sebagai kesatuan ekonomi yang terpisah dari pemiliknya. Kekayaan pemilik tidak boleh dicampur dengan kekayaan perusahaan, demikian pula hutang modalnya.
2)        Kesinambungan usaha.
Perusahaan dianggap meneruskan usahanya hingga beberapa periode ke depan. Hal ini akan mempengaruhi pencatatan nilai aktiva dan kewajiban (hutang). Jika perusahaan akan dilikuidasi dalam waktu dekat maka nilai yang tercatat atas aktiva dan hutang adalah harga wajar atau harga pasarnya.
3)        Pengukuran nilai uang.
Uang merupakan nilai yang digunakan dalam pencatatan aktivitas ekonomi dan merupakan dasar yang tepat untuk pengukuran serta analisa akuntansi.


4)        Periode Akuntansi
Cara yang paling ideal untuk menilai hasil kegiatan perusahaan adalah dengan melakukan pengukuran tepat pada saat perusahaan akan melakukan penghentian usaha. Namun, para pengguna laporan keuangan tidak bisa menunggu sedemikian lama untuk menilai kinerja suatu perusahaan. Oleh karena itu, kegiatan ekonomi dari perusahaan perlu dibagi menjadi periode-periode tertentu.
B.       Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi. Pencatatan transaksi menggunakan 4(empat) prinsip akuntansi, yaitu sebagai berikut :
1)        Nilai Historis.
Demi keandalan atas informasi maka nilai aktiva dan kewajiban yang tercatat pada neraca adalah sebesar nilai perolehannya atau nilai historisnya.
2)        Pengakuan pendapatan
Pendapatan dapat diakui apabila kewajiban dari perusahaan dalam memberikan barang (jasa) tersebut telah dilakukan dan pembayaran atas barang (jasa) yang telah diberikan oleh perusahaan telah terealisasi atau dapat direalisasikan. Untuk beberapa jenis usaha, terdapat metode pengakuan pendapatan khusus.
3)        Penandingan Pendapatan-Beban
Tentu saja tidak ada yang gratis di dunia ini. Untuk setiap pendapatan yang diperoleh maka terdapat pula beban yang harus dikeluarkan oleh perusahaan demi memperoleh pendapatan tersebut. Sebagai contoh, apabila perusahaan memproduksi dan menjual kulkas, untuk setiap pendapatan yang dihasilkan atas penjualan kulkas tersebut harus dicatat pula beban atas pembuatan dan pemasaran kulkas tersebut.
4)        Pengungkapan Penuh
Pengungkapan penuh memliki maksud bahwa informasi akuntansi yang disajikan harus cukup memadai bagi pembaca laporan keuangan untuk melakukan pengambilan keputusan. Pengungkapan dapat dilakukan pada laporan keuangan, catatan atas laporan keuangan, serta informasi tambahan.

C.       Keterbatasan-Keterbatasan. Beberapa keterbatasan perlu dipertimbangkan agar informasi dengan karakteristik kualitatif memiliki manfaat, antara lain :
1)        Hubungan antara manfaat dan biaya
2)        Materialitas
3)        Praktik di Industri
4)        Konservatisme

7.        Menerapkan Rumus Persamaan Akuntansi
Hubungan antara kekayaan dan hak atau klaim atas kekayaan tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan akuntansi (accounting equation), dan dirumuskan sebagai berikut :
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas
  



Ekuitas merupakan jumlah aktiva yang tetap ada setelah kewajiban perusahaan dilunasi atau dikurangkan dari aktiva. Atas alasan demikian, ekuitas sering kali disebut sebagai aktiva bersih (net assets). Hak atau klaim pemilik atas aktiva atau kekayaan perusahaan adalah suatu residu atau sisa dari aktiva dikurangkan dengan kewajiban, seperti ditunjukkan dengan persamaan akuntansi sebagai berikut :
Aktiva - Kewajiban = Ekuitas
  



Tujuan perusahaan adalah meningkatkan aktiva dan ekuitas melalui pendapatan (revenues), yakni jumlah yang diperoleh dengan menyerahkan barang dan jasa kepada para pelanggan. Pendapatan akan selalu menambah ekuitas perusahaan karena pendapatan menambah aktiva tetapi tidak menambah kewajiban. Sementara itu, jenis transaksi yang mengurangi ekuitas, antara lain pengambilan pemilik atauprive (withdrawals) dan beban-beban (expense). Pengambilan pemilik atau privemerupakan lawan dari investasi pemilik. Beban-beban merupakan penurunan dalam ekuitas sehubungan dengan kegiatan penyerahan barang atau jasa kepada pelanggan.
Untuk menggambarkan kasus ini, akan digunakan perusahaan jasa sebagai contoh. Anggaplah Nona Lily mendirikan perusahaan salon kecantikan pada bulan Januari 2004 dalam bentuk perusahaan perorangan yang diberi nama Salon Lily. Berikut adalah transaksi yang terjadi selama bulan pertama dalam suatu periode akuntansi.
Transaksi 1
Nona Lily menyetor modalnya Rp. 7.500.000,-. Pengaruh dari transaksi ini adalah menambah aktiva perusahaan dalam bentuk “Kas” pada sisi kiri dan jumlah yang sama dalam bentuk “Modal Lily”.
Aktiva
=
Ekuitas
Kas
=
Ekuitas
+ 7.500,00
+ 7.500,00

Transaksi 2
Salon Lily membeli sebidang tanah untuk digunakan sebagai pembangunan kantor di masa yang akan datang sebesar Rp. 5.000.000,- tunai. Nona Lily untuk beberapa bulan ini akan merencanakan menyewa gedung kantor dan peralatan salon. Pembelian sebidang tanah menambah komposisi aktiva tetapi tidak menambah total aktiva. Akibat transaksi ini persamaan akuntansi menjadi sebagai berikut :
Aktiva
=
Ekuitas
Kas
+
Kas
=
Modal Nona Lily
7.500,00
 7.500,00
 5.000,00
+
 5.000,00
________
2.500,00
+
5.000,00
=
7.500,00

8.        Metode Pencatatan Transaksi
Akuntansi mengakui 2 (dua) buah basis pencatatan transaksi, yang kedua basis tersebut akan mempengaruhi cara pencatatan dan juga tampilan laporan keuangan.
A.       Basis Kas (Cash Basis). Pada basis kas, segala transaksi dicatat jika terdapat kas yang diterima atau diserahkan. Jadi, basis kas tidak mengenal hutang dan piutang. Jika memang terjadi hutang atau piutang, tidak dilakukan pencatatan apapun.
B.       Basis Akrual (Akrual Basis).  Pada basis akrual, pendapatan dicatat saat perusahaan memang telah menyelesaikan kewajiban dalam menyerahkan barang atau jasa kepada pihak lain. Di samping itu, beban dicatat pada saat periode terjadinya beban tersebut, tanpa mempedulikan apakah kas atau uang yang diterima atau diserahkan kepada pihak lain.

Ilustrasi Pencatatan
Perhatikan ilustrasi berikut ini :
1.         Pada bulan Januari, PT. Sedap menyetujui untuk memberikan jasa katering selama 1 bulan kepada PT. Bangun yang ada di pedalaman Kalimantan. Nilai dari perjanjian itu adalah senilai Rp. 500juta.
2.         PT. Sedap memiliki hubungan baik dengan para pemasok bahan baku makanannya, sehingga PT. Sedap dapat membeli bahan baku makanan secara kredit kepada para pemasoknya. Keseluruhan nilai bahan baku makanan yang diperlukan adalah sebesar Rp. 350 juta
3.         Pada bulan Februari, PT. Bangun melakukan pembayaran atas jasa katering yang telah diberikan oleh PT. Sedap. Pada bulan Februari itu pula PT. Sedap melakukan pembayaran kepada para pemasok bahan baku makanan.
Laporan laba-rugi PT. Sedap menurut transaksi di atas adalah sebagai berikut :
1.        PT. Sedap menggunakan basis kas
PT. SEDAP
LAPORAN LABA RUGI
(BASIS KAS)
UNTUK BULAN JANUARI DAN FEBRUARI
(dalam ribuan rupiah)
Januari
Februari
Total
Penerimaan Kas
0
500.000,00
500.000,00
Pengeluaran Kas
0
(350.000,00)
(350.000,00)
Laba
0
150.000,00
150.000,00

2.        PT. Sedap menggunakan basis akrual
PT. SEDAP
LAPORAN LABA RUGI
(BASIS AKRUAL)
UNTUK BULAN JANUARI DAN FEBRUARI
(dalam ribuan rupiah)
Januari
Februari
Total
Penerimaan Kas
500.000,00
0
500.000,00
Pengeluaran Kas
(350.000,00)
0
(350.000,00)
Laba
150.000,00
0
150.000,00

Basis pencatatan akuntansi di atas akan mempengaruhi neraca PT. Sedap sebagai berikut :
1.        PT. Sedap menggunakan basis kas
PT. SEDAP
NERACA
(BASIS KAS)
PER 31 JANUARI DAN 28 FEBRUARI 20xx
(dalam ribuan rupiah)
Januari
Februari
Aktiva
Kas
0
150.000,00
Total Aktiva
0
150.000,00
Hutang dan Modal
Modal Pemilik
0
150.000,00
Total Hutang dan Modal
0
150.000,00

2.        PT. Sedap menggunakan basis akrual
PT. SEDAP
NERACA
(BASIS AKRUAL)
PER 31 JANUARI DAN 28 FEBRUARI 20xx
(dalam ribuan rupiah)
Januari
Februari
Aktiva
Kas
0
150.000,00
Piutang
500.000,00
0
Total Aktiva
500.000,00
150.000,00
Hutang dan Modal
Hutang
350.000,00
0
Modal Pemilik
150.000,00
150.000,00
Total Hutang dan Modal
500.000,00
150.000,00
Catatan    :  Kas sejumlah Rp. 150.000.000,- dihasilkan dari penerimaan kas dari PT. Bangun sejumlah Rp. 500.000.000,- dan pengeluaran kas untuk membayar pemasok sejumlah Rp. 350.000.000,-. Pada basis akrual, terdapat pos piutang yang mencerminkan pemenuhan kewajiban PT. Sedap dalam menyediakan katering kepada PT. Bangun. Selain itu juga terdapat kewajiban (hutang) yang harus dibayar oleh PT. Sedap kepada para pemasok bahan baku makanannya. Selisih antara piutang dan hutang adalah keuntungan yang akan dimasukkan sebagai penambah modal bagi pemilik. Pada bulan Februari, piutang PT. Bangun telah dilunasi sehingga kas bertambah sejumlah Rp. 500.000.000,-. Uang tersebut akan digunakan oleh PT. Sedap untuk melakukan pembayaran kepada pemasok bahan baku makanannya sebesar Rp. 350.000.000,-. Hal ini membuat uang kas yang tersisa di saldo kas menjadi sejumlah Rp. 150.000.000,-.



Praktik akuntansi saat ini menggunakan basis akrual oleh karena beberapa alasan sebagai berikut :
1.         Basis kas merendahkan nilai pendapatan dan aktiva saat perusahaan memang telah memenuhi kewajibannya kepada pihak lain. Padahal, perusahaan memiliki hak atas pembayaran dari pihak lain tersebut yang dinyatakan dalam kenaikan pendapatan serta aktiva.
2.         Basis kas merendahkan nilai beban yang memang sudah seharusnya dicatat pada saat terjadinya serta nilai hutang yang memang telah muncul.
3.         Basis kas merendahkan nilai modal pemilik dengan tidak mengakui keuntungan perusahaan yang akan menambah modal pemilik.



BAB III

PENUTUP



1.        Kesimpulan
Pengembangan prinsip-prinsip yang berlaku umum bertujuan untuk menjembatani kebutuhan pemakai laporan keuangan yang beraneka ragam. Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dibangun menggunakan kerangka konseptual.
Kerangka konseptual akuntansi keuangan terdiri dari tiga tingkat, yaitu : (1) tujuan laporan keuangan; (2) karakteristik kualitatif laporan keuangan dan unsur-unsur laporan keuangan; dan (3) konsep pengakuan dan pengukuran (asumsi, prinsip-prinsip, dan keterbatasan).
Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi berkaitan dengan posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan, sehingga bermanfaat bagi sebagian besar pembaca laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Karakteristik kualitatif laporan keuangan terdiri dari : dapat dipahami, relevan, keandalan, dapat diperbandingkan, dan konsisten. Unsur-unsur laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.
Struktur dasar akuntansi keuangan dibangun berdasarkan 4 (empat) asumsi dasar, yaitu kesatuan usaha, kesinambungan usaha, pengukuran nilai uang, dan periode akuntansi.
Pencatatan akuntansi menggunakan 4 (empat) prinsip akuntansi yaitu nilai historis, pengakuan pendapatan, penandingan, dan pengungkapan penuh. Keterbatasan laporan keuangan meliputi manfaat dan biaya, materialitas, praktik industri, dan konservatisme.
Persamaan akuntansi adalah aktiva = kewajiban + ekuitas. Dan metode pencatatan transaksi akuntansi terdiri dari 2 (dua), yaitu metode basis kas dan metode basis akrual.


2.        Saran
Sebelum melakukan pencatatan transaksi akuntansi, hendaknya kita memahami terlebih dahulu yang menjadi stuktur dasar akuntansi yang meliputi prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, kerangka konseptual akuntansi keuangan, tujuan dan fungsi laporan, kualitas informasi akuntansi, unsur-unsur dalam laporan keuangan, konsep pengakuan dan pengukuran, rumus persamaan akuntansi, serta metode pencatatan transaksi akuntansi.



DAFTAR PUSTAKA


Nurhilalia Fitri. 2013. Struktur Dasar Akuntansi. (Online), diakses pada tanggal 8 Juli 2014.
                     http://nurhilaliafitriyati.blogspot.com/

Akhid Felani. 2011. Struktur Dasar Akuntansi. (Online), diakses pada tanggal 8 Juli 2014.

 http://warnet178meulaboh.blogspot.com/2014/07/makalah-struktur-dasar-akuntansi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar